TEMPO.CO, Jakarta - Grace Natalie saat ini tengah menjabat sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sebelum terjun ke ranah politik, Grace sempat meniti karier sebagai seorang jurnalis.
Ia diketahui sempat menjadi pembawa acara berita di beberapa program stasiun televisi Indonesia. Popularitasnya sebagai seorang pembaca berita dibuktikan lewat gelar Anchor of the Year 2008 dan Runner Up Jewel of the Station 2009 versi blog News Anchor Admirer.
Namun, pada 2014 Grace memilih untuk masuk ke dunia politik, hal tersebut berawal ketika ia resmi meninggalkan profesinya sebagai jurnalis pada 2012 dan dipercaya menjadi CEO lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Keputusannya meninggalkan dunia jurnalistik yang telah membesarkan namanya dan beralih ke dunia politik disebabkan oleh dirinya yang gemas terhadap praktik mahar politik yang seolah menjadi kewajiban para calon kepala daerah.
Grace mengaku sudah sering mendengar soal mahar politik saat dirinya masih menjadi wartawan dan hal tersebut lebih terlihat nyata ketika ia bergabung dengan SMRC. Sempat mendampingi seorang klien yang ingin maju dalam pilgub, ia mengaku menemui kejanggalan.
“Saat menjadi bupati atau walikota, hasil kerja beliau dicintai oleh rakyatnya. Nah, ketika dia melamar ke sebuah partai untuk menjadi calon gubernur dari partai tersebut, dia malah dimintai uang belasan miliar oleh seorang Ketua Umum Partai. Uangnya diambil, namun dukungan enggak dikasih. Saya jadi gemas,” kata Grace saat diwawancarai oleh Tabloidbintang.com.
Artikel lain:
Nomor Urut Parpol, Airlangga Hartarto dan Grace Natalie Pasrah
Grace Natalie: Partai Solidaritas Indonesia Ingin Usung Presiden
Dari kegelisahannya dengan dunia politik, ia semakin kuat untuk mendirikan PSI. Menurut perempuan berdarah Melayu, Tionghoa, dan Belanda itu niatnya adalah ingin mendorong orang-orang baik untuk masuk ke ranah politik.
“Semakin banyak orang baik di politik, harusnya hasilnya lebih baik,” jelasnya.
Dengan aktif di dunia politik, Grace Natalie mengaku tidak rindu dengan profesi sebelumnya yang selalu terlihat tampil di depan kamera sebagai pembaca berita. Namun, menjadi politisi memberikan banyak pengalaman yang tidak pernah ia temukan dalam profesi terdahulunya.
"Kan sering juga diundang. Cuma sekarang yang diwawancara. Jadinya kangennya terobati di situ kali, ya. Masih ketemu sama dunia lama, tapi posisinya saja yang beda," ujar perempuan 35 tahun itu.
Terjun ke ranah politik tak membuat mantan pembawa acara berita tersebut menjadi orang yang lebih serius. Ia mengatakan sikap luwesnya dikarenakan dalam partai yang dipimpinnya, 70 persen anggotanya adalah generasi milenial. Salah satunya yaitu dalam cara berpakaian, Grace masih terlihat santai tak seperti pemimpin partai pada umumnya.
“Kita kalau di kantor malah nge-jins. Tapi stand by baju kalau ada acara formal ya ganti,” kata Grace Natalie.